Monthly Archives: Juni 2010

Erotic Mountain (Gunung Nona)

Topografi Kabupaten Enrekang umumnya variasi dari perbukitan, pegunungan, lembah dan sungai dengan ketinggian 47 – 3.293 m dari permukaan laut serta tidak mempunyai wilayah pantai. Secara umum wilayah Kabupaten Enrekang didominasi oleh bukit-bukit/gunung-gunung yaitu sekitar 84,96% dari luas wilayah Kabupaten Enrekang sedangkan yang datar hanya 15,04%. Terdapat dua gunung yang berada diwilayah Enrekang, yaitu Gunung Latimojong yang berada di perbatasan Enrekang, Sidrap dan Luwu memiliki tinggi 3.305 meter dan Gunung Rante Mario berada di wilayah Enrekang dan Luwu dengan ketinggian 3.470 meter. Gua, gunung, sungai, dan air terjun. Semua ada di bumi Enrekang.

Kabupaten yang terletak antara kilometer 196 ~ 281 di utara kota Makassar ini, menjadi salah satu alternatif daerah yang harus dikunjungi jika ke Sulawesi Selatan. Salah satu gunung yang terkenal di daerah ini adalah Gunung Buttu Kabobong. Gunung ini terkenal karena bentuknya yang unik, menyerupai kelamin manusia. Gunung yang kerap pula disebut Gunung Nona ini bisa disaksikan dari pinggir jalan raya, saat menuju kota Enrekang.

Di daerah ini juga terdapat Gunung Bambapuang yang memiliki ketinggian 1.157 meter di atas permukaan laut. Jika beruntung, anda bisa menyaksikan panorama sunrise dan sunset yang memukau dari lereng gunung ini. Saat itu, bola matahari yang berwarna kemerahan tampak begitu jelas. Di lereng gunung ini pula, terdapat sejumlah bunker milik tentara Jepang.

Menurut mitos dan legenda yang diyakini masyarakat setempat, Gunung Bambapuang adalah tempat dimana pemerintahan dan peradaban manusia di Sulawesi Selatan, bermula. Tempat itu persisnya berada di Lura Bambapuang, salah satu kawasan yang dialiri Sungai Saddang — sungai terpanjang di Pulau Sulawesi.

Orang-orang Bugis menghormati tempat tersebut dan menyebutnya tana rigalla tana riabbusungi (negeri suci yang dihormati). Bahkan hingga kini, masyarakat Toraja yang merupakan tetangga dari daerah ini, selalu menyerahkan sekerat daging bagi leluhurnya di Bambapuang setiap kali mereka menggelar pesta.

Kabupaten Enrekang

Kabupaten Enrekang merupakan salah satu Kabupaten di Propinsi Sulawesi Selatan yang memiliki luas wilayah 1.786,01 km² ( 4,29% dari luas Wilayah Sulawesi Selatan) dan berpenduduk sebanyak ±190.579 jiwa.  Kabupaten Enrekang terletak antara 3º 14’36” LS dan 119º40’53” BT. Jarak dari ibukota Provinsi Sulawesi Selatan (Makassar) ke kota Enrekang dengan jalan darat sepanjang 235 Km.

Batas-batas daerah  Kabupaten Enrekang, sebagai berikut :
Sebelah Utara adalah  Kabupaten Tana Toraja
Sebelah Selatan adalah  Kabupaten Sidenreng Rappang
Sebelah Barat adalah  Kabupaten Pinrang
Sebelah Timur adalah  Kabupaten Luwu dan Sidenreng Rappang.

Kabupaten Enrekang dengan ibukota Enrekang terletak ± 235 Km sebelah utara Makassar. Terletak pada koordinat antara 3o 14’ 36” sampai 03o 50’ 00” Lintang Selatan dan 119o 40’ 53” sampai 120o 06’ 33” Bujur Timur.Batas wilayah kabupaten ini adalah sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Tana Toraja, sebelah timur dengan Kabupaten Luwu dan Sidrap, sebelah selatan dengan Kabupaten Sidrap dan sebelah barat dengan Kabupaten Pinrang.

Kabupaten ini pada umumnya mempunyai wilayah Topografi yang bervariasi berupa perbukitan, pegunungan, lembah dan sungai dengan ketinggian 47 – 3.293 m dari permukaan laut serta tidak mempunyai wilayah pantai. Secara umum wilayah Kabupaten Enrekang didominasi oleh bukit-bukit/gunung-gunung yaitu sekitar 84,96% dari luas wilayah Kabupaten Enrekang sedangkan yang datar hanya 15,04%. Terdapat dua gunung yang berada diwilayah Enrekang, yaitu Gunung Latimojong yang berada di perbatasan Enrekang, Sidrap dan Luwu memiliki tinggi 3.305 meter dan Gunung Rante Mario berada di wilayah Enrekang dan Luwu dengan ketinggian 3.470 meter.

Ditinjau dari segi sosial budaya, masyarakat Kabupaten Enrekang memiliki kekhasan tersendiri. Hal tersebut disebabkan karena kebudayaan Enrekang (Massenrempulu’), berada di antara kebudayaan Bugis, Mandar dan Tana Toraja. Bahasa daerah yang digunakan di Kabupaten Enrekang, secara garis besar terbagi atas 3 bahasa dari 3 rumpun etnik yang berbeda di Massenrempulu’. 3 bahasa tersebut adalah Bahasa Duri, Enrekang dan Maiwa. Bahasa Duri dituturkan oleh penduduk di Kecamatan Alla’, Baraka, Malua, Buntu Batu, Masalle, Baroko, Curio, dan sebagian penduduk di Kecamatan Anggeraja. Bahasa Enrekang dituturkan oleh penduduk di Kecamatan Enrekang, Cendana, dan sebagian penduduk di Kecamatan Anggeraja. Bahasa Maiwa dituturkan oleh penduduk di Kecamatan Maiwa dan Kecamatan Bungin.